Minggu, 31 Oktober 2010

Datang Saja

Kau ingin duduk disampingku, ucapku kearah seorang gadis yang nampak gelisah berdiri di samping kios ruang tunggu terminal. Hanya 10 detik dari jeda ucapanku, ia seperti tersadar dan berhasil keluar dari ruang lamunan. Tanpa bicara karena hanya memainkan boala matanya dan berusaha menyembunyikan tatapannya. ia mencari arah suaraku.

Aku tertegun melihat respon itu, ternyata kalimat sederhanaku dan hanya terucap dari kondisi wajar juga, tapi aku melihat efeknya tidak wajar. aku perhatikan bagaimana gadis itu harus menguras tenaga, mulai berpikir, mulai memompa denyut jantung dan bahkan mempersempit tatapan, hanya untuk bersikap acuh. aku sendiri tersenyum dan bergumam, dia buang2 energi saja.
Tiba-tiba jariku terasa hangat, ada hembusan panas tetahan di sela-sela jariku, seperti kinerja alarm, aq di ingatkan. tentu saja aq sudah tersadar, ada empat batang rokok di tengah antara kedua telapak kakiku yang sudah menjadi putung, dan sisa yang di tanganku sesaat lagi harus kuhempaskan menandakan rokok hanya tinggal putung.
Aku mendekat ke arah gadis di samping kios yang tadi sempat aku singgahi untuk membeli minuman botolan dan tentunya sebungkus rokok sesaat sebelum aku duduk di kursi tunggu yang tidak lama ditinggalkan calon penumpang yang tampak bergegas mendekati bis yang ia tunggu cukup lama sudah datang. Kursi yang aku duduki hangat.. sehangat suasana yang berusaha aq ciptakan. dan aq sudah smakin dekat dengan gadis itu. dugaan-dugaan masi muncul meski seharusnya aku sudah harus mulai bicara, tapi energiku habis....
Ia tersenyum.....
aku berusaha mendekat dan terus saja melangkah, menciptakan jarak lebih dekat tapi tidak terjebak. pelan pelan kembali aku sulut rokok yang biasanya dalam kondisi yang aku kendalikan tidak akan kubiarkan berhenti berasap.

1 komentar: